Hakikat Filsafat Pendidikan, Subjek Didik, Tenaga Pendidik Serta Belajar Mengajar
Hakikat Filsafat Pendidikan, Subjek Didik, Tenaga Pendidik Serta Belajar Mengajar
Filsafat Pendidikan
Secara konsepsional filsafat ilmu pendidikan didefinisikan sebagai anattsts kntis komprehensif tentang pendidikan sebagai salah satu bcntuk teori pendidikan yang dihasilkan melalui riset, baik kualitatif maupun kuantitatlf. Objek filsafat itrnu pendidikan dapat dibedakan dalam empat kategori, yaitu:
- Ontologi itmu pendidíkan, membahas tentang hakikat substansi dan pota organisasi ilmu pendidikan.
- Epistemologi ilmu pendidlkan, membahas tentang hakíkat objek formal dan material itmu pendidikan.
- Metodologí ilmu pendídikan, membahas tentang hakikat cara-cara kerja dalam menyusun ilmu pendidikan, dan
- Aksiologi ilmu pendidikan, membahas tentang hakikat nilai kegunaan teoritis dan praktis ilmu pendidikan.
Secara sederhana filsafat dapat dimaknai sebagai suatu sistem nilai nilai (systems of values) yang luhur yang dapat menjadi pegangan atau anutan setiap individu, atau keluarga, atau kelompok komunitas dan atau masyarakat tertentu, atau pada gilirannya bangsa dan negara tertentu. Pendidikan sebagai upaya terorganisasi, terencana, sistematis, untuk mentransmisikan kebudayaan dalam arti luas (ilmu pengetahuan, sikap, moral dan nilai-nilai hidup dan kehidupan, ketrampilan, dll.) dari suatu generasi ke generasi lain. Adapun visi, misi dan tujuannya yang ingin dicapai semuanya berlandaskan suatu filsafat tertentu. Bagi kita sebagai bangsa dalam suatu negara bangsa (nation state) yang merdeka, pendidikan kita niscaya dilandasi oleh filsafat hidup yang kita sepakati dan anut bersama.
Dalam sejarah panjang kita sejak pembentukan kita sebagai bangsa (nation formation) sampai kepada terbentuknya negara bangsa (state formation dan nation state) yang merdeka, pada setiap kurun zaman, pendidikan tidak dapat dilepaskan dari filsafat yang menjadi fondasi utama dari setiap bentuk pendidikan karena menyangkut sistem nilai-nilai (systems of values) yang memberi warna dan menjadi "semangat zaman" (zeitgeist) yang dianut oleh setiap individu, keluarga, anggota-anggota komunitas atau masyarakat tertentu, atau pada gilirannya bangsa dan negara nasional. Landasan filsafat ini hanya dapat dirunut melalui kajian sejarah, khususnya Sejarah Pendidikan Indonesia.
Esensi dari pendidikan itu sendiri sebenarnya ialah pengalihan (transmisi) kebudayaan ilmu pengetahuan, teknologi, ide-ide dan nilainilai spiritual serta (estetika) dari generasi yang lebih tua kepada generasi yang lebih muda dalam setiap masyarakat atau bangsa. Oleh sebab itu sejarah dari pendidikan mempunyai sejarah yang sama tuanya dengan masyarakat pelakunya sendiri, sejak dari pendidikan informal dalam keluarga batih, sampai kepada pendidikan formal dan non-formal dalam masyarakat agraris maupun industri.
Hakikat Pendidikan
Makana dari Pendidikan sangat luas kami berusaha menyajikan hakikat dari Pendidikan yang sederhana dan mudah di pahami, yaitu:
- Pendidikan merupakan proses interaksi manusiawi yang ditandai keseimbangan antara kedaulatan subjek didik dengan kewibawaan pendidik.
- Pendidlkan merupakan usaha penyiapan subjek didik menghadapi lingkungan yang mengalami perubahan yang semakin pesat.
- Pendidikan meningkatkan kualitas kehidupan pribadi dan masyarakat.
- Pendidlkan berlangsung seumur hidup.
- Pendidikan merupakan kiat dalam menerapkan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan dan teknologi bagi pembentukan manusia seutuhnya.
Hakikat Subjek Didik
- Subjek didik betanggungjawab atas pendidikannya sendiri sesuai dengan wawasan pendidikan seumur hidup.
- Subjek didik memiliki potensi, baik fisik maupun psikologis yang berbeda-beda sehingga masing-masing subjek didik merupakan insane yang unik.
- Subjek didik merupakan pembinaan individual serta perlakuan yang manusiawi.
- Subjek didik pada dasarnya merupakan insane yang aktif menghadapi lingkungan hidupnya.
Hakikat Guru dan Tenaga Kependidikan
- Guru dan tenaga kependidikan merupakan agen pembaharuan.
- Guru dan tenaga kependidikan berperan sebagai pemimpin dan pendukung nilai-nilai masyarakat.
- Guru dan tenaga kependidikan sebagai fasilitator memungkinkan terciptanya kondisi yang baik bagi subjek didik untuk belajar.
- Guru dan tenga kependidikan bertanggungjawab atas tercapainya hasil belajar subjek didik.
- Guru dan tenaga kependidikan dituntut untuk menjadi conoh dalam pengelolaan proses belajar-mengajar bagi calon guru yang menjadi subjek didiknya.
- Guru dan tenaga kependidikan bertanggungjawab secara profesional untuk terus-menerus meningkatkatkan kemampuannya.
- Guru dan tenaga kependidikan menjunjung tinggi kode etik profesional.
Hakikat Belajar Mengajar
- Peristiwa belajar mengajar terjadi apabila subjek didik secara aktif berinteraksi dengan lingkungan belajar yang diatur Oleh guru.
- Proses belajar mengajar yang efektif memerlukan strategi dan media/teknologi pendidikan yang tepat.
- Program belajar mengajar dirancang dan diimplikasikan sebagai suatu sistem.
- Proses dan produk belajar perlu memperoleh perhatian seimbang didalam pelaksanaan kegiata belajar-mengajar.
- Pembentukan kompetensi profesjonal memerlukan pengintegrasian fungsional antara teori dan praktik serta materi dan metodelogi penyampaian.
Kesimpulan
Berfilsafat dimulai dari kekaguman dan keheranannya terhadap alam semesta, mereka memulai dari keraguan dan kesangsian. Rasa kekaguman terhadap alam semesta merupakan awal berfilsafat seperti yang dialami plato, dari rasa kagum muncul upaya untuk mengamati terhadap yang dikagumi dengan Langkah menyelidiki, meneliti dan seterusnya. Proses Pendidikan yang ada di Indonesia tidak terlepas dari subjek didik atau peserta didik, sangat tergantung kepada guru dalam proses belajar mengajar mereka saling terhubung satu dengan yang lain.
Posting Komentar untuk "Hakikat Filsafat Pendidikan, Subjek Didik, Tenaga Pendidik Serta Belajar Mengajar"