Sejarah Perkembangan Evaluasi Program Pendidikan Di Dunia
Evaluasi progam pendidıkan telah berkembang sekitar 40 tahun terakhir. Pada tahun 1965, Elementary and Secondary Educalion Act (ESEA) memandatkan evaluasi, untuk membandingkan sekolah nasional dan sekolah lokal. Evaluasİ diharapkan untuk (1) memastikan bahwa dana yang digunakan dapat dimanfaatkan oleh siswa-siswa yang kurang beruntung, (2) mmyediakan informasi untuk memberdayakan orang tua dan masyarakat untuk melaksanakan pendidikan yang lebih baik. Pendapat lain menyatakan bahwa infrmasi dari program-program dan keefektifannya dapat digunakan untuk meningkatkan performa sekolah. Departemen kesehatan, pendidikan, dan kesejahteraan Amerika Serikat menyambut hangat adanya informasi ini, baik program-program yang telah diselenggarakan, pelayanan masyarakat, dan Strategi pembelajaran yang digunakan. Setelah itu, sekretariat departemen tersebut mempromosikan pentingnya evaluasi dalam arti menemukan pekerjaan apa yang merupakan langkah awal untuk menyebarluaskan pengalaman-pengalaman yang efektif.
Evaluasi pendidlkan bukan merupakan kegiatan yang baru di dunia pendidikan. Pada awal 2000 SM, pejabat China telah melakukan ujian untuk mengukur kemampuan dari pelamar yang akan menempati posisi pemerintah. Dalam pendidikan, Socrates menggunakan evaluasi verbal sebagai bagian dari proses pembelajaran. Namun, setelah itu evaluasi secara formal dilengkapi dengan keyakinan agama dan politik terkait dengan keluasan dalam rangka membuat keputusan di bidang sosial dan pendidikan.
Kegiatan lain terkait evaluasi dilakukan oleh kapten kapal Inggris di sekitar tahun 1700. Kapten melakukan perlakuan (treatmenl) atau semacam perlakuan kepada awak kapal untuk mengonsumsi sejenis sari buah yang disebut dengan limes dengan kelompok kontrol pelaut yang mengonsumsi makanan biasa. Walaupun hasilnya tidak dijelaskan secara pasti, namun setelah masa tersebut, awak kapal dipaksa selalu mengonsumsi buah-buahan yang sampai saat ini tetap diberlakukan di Inggris.
1. Sejarah Evaluasi Program Tahun 1800-1940
Selama abad 19, ketidakpuasan dengan berbagai proyam pendidikan dan sosial di Inggris mendorong dilaksanakannya evaluasi institusi terkait. Demikian pula di Amerika Serikat, beberapa sekolah telah melaporkan hasil asesmen untuk mengetahui kualitas sistem sekolah dan menilai efektivitas sekolah. Di akhir 1800-an, pembaharu Joseph Rice melaksanakan studi komparatif terhadap berbagai metode pembelajaran. Hasil dokumentasi kegiatan ini menunjukkan kurang efisiennya waktu di sekolah. Akreditasi sekolah juga sudah mulai dilaksanakan di akhir 1500an khususnya di sekolah menengah dan di universitas-universitas di Amerika.
Evaluasi juga sudah dilakukan di awal 1900-an, seiring dengan perkembangan teori dan teknologi pengukuran. Tokoh yang terkenal di antaranya Thorndike, yang mencoba mengembangkan berbagai level kemampuan. Pada pertengahan 1930an, telah dikembangkan tes terstandar dan pelaksanaan tes normatif termasuk tes kemampuan dan tes personal. Selanjutnya 1950an, Tyler mengembangkan pelaksanaan tes berdasarkan kriteria sebagai alternatif pelaksanaan tes berdasarkan norma.
2. Evaluasi Program dari Tahun 1940-1964
Selama perang dunia II, peneliti-peneliti di bidang sosial terapan membantu tentara dan veteran perang untuk meningkatkan kualitas moralnya, meningkatkan kemampuannya, dan menempatkan tentara dan veteran tersebut dalam suatu pekerjaan. Program-program tersebut meliputi training pekerjaan, perencanaan keluarga dan perumahan, dan perkembangan masyarakatnya. Bidang sosial terapan ini berkembang dalam ruang lingkup dan skala yang semakin luas.
Penelitian evaluasi merupakan istilah untuk penelitian sosial yang diterapkan untuk meningkatkan kualitas program. Pada akhir 1950-an, evaluasi dilaksanakan untuk mengetahui keberhasilan beberapa program, proyek rehabilitasi, terapi-terapi, program perumahan publik, dan aktivitas organisasi. Model ini menyebar di berbagai Negara dan benua. Amerika dan Afrika misalnya, yang mengevaluasi kesehatan dan pemberian makanan yang bergizi. Kedua program ini diperuntukkan untuk pengembangan masyarakat yang padat penduduknya.
Pada masa antara 1940-1965, pola perkembangan yang agak berbeda terjadi pada evaluasi program pendidikan. Masa ini merupakan masa konsolidasi perkembangan evaluasi awal. Beberapa hal yang dikembangkan pada masa ini yakni mengembangkan tes yang terstandar, mendesain eksperimen, akreditasi, dan survei sekolah. Termasuk pula pada awal 1960 an, telah ada upaya mengevaluasi pembelajaran untuk pendidikan sesuai dengan domain kognitif dari Bloom, bahwa kedalaman kognitif peserta didik dapat diketahui pada level pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis sintesis, dan evaluasi.
Setelah Sputnik berhasil diluncurkan oleh Rusia 1957, Amerika Serikat menerapkan pembelajaran yang efektif untuk siswa Amerika, khusuşnya mata pelajaran matematika dan sains. Berbagai program pengembangan kurikulum baru kemudian dirancang. Meskipun tidak semua proyek didanai, namun hal-hal tersebut mengarahkan pembuat kebijakan mengembangkan dan mendanai evaluasi.
Pada masa ini, beberapa penelitian telah dihasilkan, namun teori evaluasi belum ada. Metode yang di adaptasi dari penelitian sosial dan behavioral tak mencukupi bahkan gagal untuk diterapkan, yang mendorong perkembangan evaluasi pada tahun-tahun selanjutnya.
3. Sejarah Evaluasi dari Tabun 1964-1972
Di era ini, pemerintah Amerika Serikat melakukan berbagai program di semua sektor baik Pendidikan, kesehatan, perumahan, pengangguran, dan lain-lainnya. Program-program ini kemudian dievaluasi efektivitasnya, yang memberıkan sumbangan pada evaluasi program selanjutnya dan perkembangan teori evaluasi pada umumnya.
Konsep evaluasi lain dikembangkan oleh perusahaan motor dan mobil FORD, yang menerapkan sistem Planning, Programming, dan Budgeting System (PPBS), Sistem ini diterapkan di bidang lain, untuk meningkatkan sistem efisiensi, efektivitas dan keputusan tentang alokasi budget. Selanjutnya, program the Elementary and Secondary Education Act (ESEA) 1965 yang merupakan program pemberian bantuan dana di sekolah lokal, lembaga-lembaga pendidikan, dan universitas, Presiden Robert F. Kennedy menekankan setiap penerima bantuan melaporkan evaluasi tentang hasil yang diperoleh dari pemanfaatan dana tersebut. Berdasarkan penekanan ini, selain tuntutan akuntabilitas, digunakan pula tes yang terstandar untuk menggambarkan hasil belajar siswa dihubungkan dengan tujuan pembelajaran. Keberadaan ESEA ini merupakan tonggak awal kelahiran evaluasi program modern. Selanjutnya evaluasi ini berkembang di berbagai wilayah, mulai dari pendidikan, kesehatan, sosial, dan lain-lain yang mendorong berbagai pakar, baik politik, ekonomi, dan sosiologi untuk bersama mengatur dan mengevaluasi berbagai program di instansi-instansi yang terkait dengan bidang kepakarannya.
Pada saat itu, teori dan metodologi yang mendukung belum ada. Kondisi ini mendorong berbagai pakar untuk memberikan sumbangan teori pada evaluasi program berdasarkan metodologi yang telah berkembang sebelumnya misalnya menggunakan desain eksperimen, ilmu pengukuran (psikometri), penelitian sosial, survei dan etnografi. Beberapa buku dan artikel dipublikasikam Suchman (1967) memublikasikan teks tentang review berbagai metode evaluasi dan Chambell (1969) menyampaikan perlunya menggunakan eksperimen sosial untuk menguji efektivitas program. Selanjumya, Stake (1967), Scriven (1967), Stufflebeam (1968) mulai menulis evaluasi, baik praktik maupun teorinya. Selanjutnya, Wholey (1970) mengenalkan aspek politis evaluasi yang dilaksanakan. Carol Weiss (1972) memublikasikan buku tentang evaluasi. Selanjutnya, artikel evaluasi sering dipublikasikan di berbagai jurnal profesional. Selanjutnya, di bawah payung penelitian, pendidikan, dan evaluasi, menjadi program spesialisasi di pascasarjana di berbagai universitas luar negeri dan dalam negeri.
4. Tahun 1973-1984
Perkembangan selanjutnya yakni perkembangan evaluasi yang meluas di berbagai sektor dan memerankan peranan yang penting dalam pemerintahan. Pada saat ini, beberapa tulisan tentang evaluasi program yang baru diajukan. Nilai-nilai dan standar-standar juga ditekankan, termasuk pentingnya kepantasan dan kebernilaian program yang dilaksanakan Oleh suatu institusi atau suatu lembaga. Scriven (1972) mencoba menggeser pemahaman evaluasi, tidak hanya berbasis tujuan namun juga goal-free (tanpa tujuan), untuk menguji proses dan konteks program dalam menemukan hasil yang tidak teridentifikasi. Stufflebeam (1971) menekankan perlunya evaluasi untuk membuat keputusan informative dengan mengembangkan model Contex, Input, Process, and Product atau dikenal dengan CIPP. Stake (1975) mengajukan evaluasi responsif agar evaluator tidak menggunakan eksperimen sajas Guba & Lincoln (1981) berdasarkan hasil kualitatif dari Stake, mengajukan evaluasi naturalistik, yang menggabungkan metode kuantitatif dan kualitatif. Dengan berbagai pandangan penulis yang berbeda-beda tentang penelitian, evaluasi pada dekade ini merupakan alat teknis dan politis yang menggabungkan konsep baru dan pemahaman baru dari metodologi penelitian yang telah ada.
5. Evaluasi Program Pendidikan dari Tahun 1985-sekarang
Dibentuk Oleh Asosiasi Evaluasi Amerika (AEA) (1985) yang merupakan gabungan organisasi profesi evaluator, yakni Evaluation Rcsearch Sosieety dan Evaluation Network mengadakan pertemuan tahunan. Dampak ini meluas sampai ke Kanada dan kemudian merambah ke seluruh dunia.
Kesimpulan
Perkembangan evaluasi program Pendidikan telah berkembang sejak lama sekitar 40 tahun terakhir. Pada saat itu evaluasi program merupakan hal yang baru di dalam dunia Pendidikan. Perkembangan evaluasi yang sangat meluas di berbagai ruang lingkup menjadi peran yang sangat penting dalam kemajuan program-program baik pemerintahan maupun Pendidikan.
Posting Komentar untuk "Sejarah Perkembangan Evaluasi Program Pendidikan Di Dunia"