Struktur Organisasi: Pentingnya Memahami Dimensi dan Desain Organisasi
Dimensi dan Desain Organisasi
Dalam
kacamata para ahli organisasi. Dimensi struktur organisasi memiliki
kerangka pandangan bahkan dikatakan tidak ada kesepakatan umum di antara
para teoritikkus mengenai apa yang diartikan sebagai struktur
organisasi.
Robbins mengemukakan ada tiga komponen yang menjadi
dimensi struktur organisasi, yaitu kompleksitas, formalisasi, dan
sentralisasi.
Kompleksitas
Kompleksitas adalah tingkat
diferensiasi (perbedaan) yang ada di dalam sebuah organisasi (Robbins,
1994: 91). Deferensiasi dapat dilihat secara horizontal, vertical, dan
spasial.
Deferensiasi horizontal adalah perbedaan
antara unit-unit berdasarkan orientasi para anggotanya, sifat dari tugas
yang mereka laksanakan, tingkat Pendidikan dan pelatihan pegawai.
Dengan kata lain semakin banyak pekerjaan yang harus dilakukan pegawai
di dalam organisasi, maka semakin pula organisasi tersebut. Kondisi
nyata dari difernsiasi horizontal adalah spesialisasi dan
departementalisasi.
Spesialisasi merupakan pengelompokan aktivitas
tertentu yang dilakukan satu individu. Spesialisasi terdiri dari
spesialisasi fungsional dan sosial. Spesialisasi fungsional dicirikan
oleh pekerjaan yang dipecah-pecah menjadi tugas yang sederhana dan
berulang-ulang. Spesialisasi sosial dicirikan oleh individu yang
dispesialisasi, bukan pekerjaannya dan pekerjaan tidak bersifat rutin.
Departementlisasi adalah cara organisasi secara khas mengkoordinasikan
aktivitas yang telah dibedakan secara horizontal.
Diferensasi vertical
adalah pembedaan yang didasarkan pada kedalaman struktur, makin banyak
tingkatan yang terdapat di antara top management dan tingkat hierarki
yang paling rendah, makin besar pula potensi terjadinya distorsi/ganguan
dalam komunikasi dan semakin sulit mengkoordinasikan pengambilan
keputusan dari pegawai namajerial, serta makin sukar bagi top manajement
untuk mengawasi kegiatan bawahannya.
Diferensiasi spasial
adalah pembedaan yang didasarkan pada kondisi geografis, yakni sejauh
mana lokasi (kantor) tempat produksi (barang/jasa), personalia, dan
kantor pusat tersebar secara geografis. Sekolah-sekolah dari satu
Yayasan yang tersebar di berbagai kab/kota merupakan salah satu
organisasi yang dikategorikan diferensiasi spasial. Perbedaan ini akan
memunculkan kompleksitas dalam struktur organisasi.
Formalisasi
Formalisasi
adalah tingkat sejauhmana pekerjaan di dalam organisasi di standarkan.
Konsekwensinya adalah pemegang pekerjaan hanya mempunyai sedikit
kebebasan mengenai apa yang harus dikerjakan, bilamana mengerjakannya,
dan bagaimana ia harus melakukannya. Formalisasi sebaiknya ditulis untuk
dapat memberikan kekuatan pada pengarahan perilaku pegawai. Dalam
konteks ituformalisasi diartikan sebagai sebuah tingkat dimana
peraturan, prosedur, instruksi, dan komunikasi di tulis.
Formalisasi
penting karena standarisasi perilaku akan mengurangi keanekaragaman.
Standarisasi juga mendorong koordinasi dan penghematan. Organisasi yang
melakukan standarisasi akan memiliki berbagai manual organisasi, seperti
manual akuntansi, manual personalia, manual diklat, dan sebagainya.
Rumah makan ampera merupakan salah satu contoh dari formaliasi
(standarisasi).
Teknik-teknik yang dapat digunakan untuk melakukan
standarisasi perilaku pegawai adalah seleksi (yang efektif), persyaratan
peran (analisis yang tepat), peraturan, prosedur, dan kebijaksanaan,
pelatihan, dan ritual (bagian dari budaya organisasi).
Sentralisasi
Sentralisasi
adalah tingkat dimana pengambilan keputusan dikonsentrasikan pada suatu
titik tunggal dalam organisasi. Kosentrasi keputusan yang tinggi adalah
sentralisasi yang tinggi, sedangkan konsentrasi keputusan yang rendah
adalah sentralisasi yang rendah atau disebut desentralisasi.
Desentralisasi
mengurangi kemungkinan terjadinya beban informasi yang berlebihan,
member tanggapan yang cepat terhadap informasi yang baru, member masukan
lebih banyak bagi sebuah keputusan, mendorong terjadinya motivasi dan
merupakan sebuah alat yang potensial untuk melatih para manajer dalam
mengembangkan pertimbangan yang baik. Sebaliknya sentralisasi menambah
suatu persfektif yang menyeluruh terhadap keputusan-keputusan dan dapat
memberikan efisiensi yang berarti.
Desain Organisasi
Desain
organisasi didasarkan pada elemen-elemen umum dalam organisasi.
Mintzberg (Robbins, 1994: 304) menyebutkan lima elemen umum dalam suatu
organisasi, yaitu:
- The operating core. Para pengawai yang melaksanakan pekerjaan dasar yang terhubung dengan produksi dari produk dan jasa. Dalam organisasi sekolah pegawai ini adalah guru. Guru dikatakan sebagai ujung tombak Pendidikan yang berinteraksi langsung dengan layanan jasa pembelajaran kepada peserta didik.
- The strategic line. Manajer yang tingkat puncak yang diberi tanggungjawab keseluruhan untuk organisasi, pada organisasi sekolah, orang ini adalah kepala sekolah.
- The middle line. Para manajer yang menjadi penghubung operating core dengan strategic apec. Dalam konteks perguruan tinggi orang-orang ini adalah para dekan yang bertugas memfasilitasi strategic apec untuk terimplementasi pada level jurusan. Di organisasi sekolah, posisi ini dapat diidentifikasi sebagai wakil kepala sekolah yang bertugas menjebatani kebijakan strategis sekolah supaya dapat terimplementasi pada level guru-guru dan staf.
- The techno structure. Para analis yang mempunyai tanggungjawab untuk melaksanakan bentuk standarisasi tertentu dalam organisasi. Dalam konteks organisasi Pendidikan di Indonesia, masih jarang sekolah yang memiliki tenaga ini.namun demikian tidak menutup kemungkinan pada sekolah-sekolah tertentu ada yang memiliki elemen organisasi ini.
- The support staff. Orang-orang yang mengisi unit
staf, memberi jasa pendukung tidak langsung kepada organisasi. Di
persekolah staf ini dikenal dengan tenaga administrative sekolah (TAS).
Berdaarkan
lima elemen yang dikemukakan Mintzberg inilah, Robbins menganalisi
desain organisasi yang berbeda. Perbedaan desain organisasi dikarenakan
organisasi memiliki system dan aturan yang berbeda dalam lima elemen
tersebut. Lima konfirgurasi umum yang dimaksud adalah struktur sederhana, birokasi mesin, birokasi professional, struktur division, dan adhocracy.
Struktur sederhana
disarankan untuk organisasi yang kecil dengan karakteristik organisasi
yang masih dalam tahap awal dibentuk, lingkungan organisasi sederhana
dan dinamis, menghadapi krisis, atau jika yang mempunyai kekuasaan dalam
organisasi ingin agar kekuasaan tersebut disentralisasi.
Birokasi mesin
didesain untuk organisasi yang efektif dapat menangani ukuran yang
besar , lingkungan yang sederhana dan stabil dan sebuah teknologi yang
terdiri atas pekerjaan yang rutin dan standarisasi.
Birokasi professional
yang didesain untuk pekerjaan yang rutin, hanya saja para anggota
birokasi professional adalah para spesialissi teknis yang menghadapi
sebuah lingkungan yang kompleks. Intinya supaya operasional keseharian
yang kompleks dapat berjalan secara efektif.
Struktur divisional
banyak persamaannya dengan birokrasi mesin. Struktur ini didesain untuk
menanggapi strategi yang menekankan kepada keanekaragaman pasar atau
produk, dimana organisasi tersebut besar, teknologinya dapat
dibagi-bagi, dan lingkungannya cenderung untuk menjadi sederhana dan
stabil.
Adhocracy meminta agar manajemen puncak
melepaskan kebanyakan pengawasan. Konfigurasi ini cocok untuk organisasi
yang memiliki strategi variative, beresikotinggi, teknologi tidak
rutin, atau lingkungannya mungkin dinamis atau kompleks.
Kesimpulan
Dimensi
struktur organisasi merupakan ukuran-ukuran yang berkaitan dengan
besarnya, luasnya, kerumitannya, maupun keformalan suatu struktur
organisasi dan aktifitasnya. Struktur organisasi tidaklah selamanya
tetap tapi bisa berubah baik semakin luas (besar) ataupun semakin kecil.
Hal ini dapat dipengaruhi salah satunya oleh semakin besarnya atau
makin berkembangnya suatu organisasi ataupun makin kecilnya organisasi
tersebut, dimana menuntut adanya restrukturisasi atau penyusunan kembali
struktur organisasi baik diikuti dengan perombakan sebagian maupun
secara total. Ada tiga poin penting dalam dimensi struktur organisasi
yaitu kompleksitas, formalisasi, dan sentralisasi.
Daftar Pustaka
- Hermawan, D & Triana, C. (2015). Organisasi Pendidikan, p.75-p.78, Manajemen Pendidikan, TIM Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indosesia. Bandung: Alafabet.
- Robbins, Stephen P. (1990). Organizations Theory: Structure, Design, and Application. Prentice Hall Inc. Ahli bahsa: Yusuf Udaya. 1994. Teori Organisasi: Struktur, Disain, dan Aplikasi. Jakarta: Arcan.
- Tim Dosen Administrasi Pendidikan. (2015). Manajemen Pendidikan. Bandung: Alfabet.
Posting Komentar untuk "Struktur Organisasi: Pentingnya Memahami Dimensi dan Desain Organisasi"